Monday, May 30, 2011

Hadiths Nabi Junjungan kita, Rasullullah s.a.w. mengenai JUAL-BEL

1. Penghapusan cara jual beli mulamasah dan munabadzah

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. melarang sistem jual beli mulamasah (wajib membeli jika pembeli telah menyentuh barang dagangan) dan munabadzah (sistem barter antara dua orang dengan melemparkan barang dagangan masing-masing tanpa memeriksanya). (Shahih Muslim No.2780)
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. melarang kita melakukan dua macam jual beli dan dua macam pakaian. Beliau melarang mulamasah dan munabadzah dalam jual beli. (Shahih Muslim No.2782)

2. Pengharaman jual beli janin

  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:

    Dari Rasulullah saw. bahwa beliau melarang jual beli janin yang dikandung seekor unta. (Shahih Muslim No.2784)

3. Pengharaman seorang membeli atas pembelian orang lain dan menawar atas penawarannya serta pengharaman najasy dan tashriah

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang muslim menawar atas penawaran saudaranya. (Shahih Muslim No.2788)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. melarang sistem penjualan najasy (meninggikan harga untuk menipu). (Shahih Muslim No.2792)

4. Pengharaman mencegat barang dagangan

  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. melarang mencegat barang dagangan sebelum tiba di pasar. Demikian menurut redaksi Ibnu Numair. Sedang menurut dua perawi yang lain: Sesungguhnya Nabi saw. melarang pencegatan. (Shahih Muslim No.2793)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud ra.:

    Dari Nabi saw. bahwa beliau melarang pencegatan (blokir) barang-barang dagangan. (Shahih Muslim No.2794)

5. Pengharaman orang kota menjual kepada orang desa (badui)

  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. melarang pencegatan kafilah barang dan penjualan orang kota kepada orang desa (badui). (Shahih Muslim No.2798)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:

    Kami dilarang, seorang kota menjual kepada orang desa, meskipun saudaranya atau ayahnya. (Shahih Muslim No.2800)

6. Hukum penjualan hewan yang ditashriah

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa membeli seekor kambing yang ditashriah (yang tidak diperah susunya agar disangka subur), hendaklah ia membawa kembali lalu memerahnya, jika ia rela dengan susu perahannya, maka ia boleh menahan kambing itu (tidak mengembalikan) dan jika tidak rela, ia boleh mengembalikannya disertai satu sha` kurma. (Shahih Muslim No.2802)

7. Batal menjual barang sebelum diterima

  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa membeli makanan, janganlah menjualnya sampai ia menerimanya dengan sempurna. (Shahih Muslim No.2807)

8. Ditetapkannya hak pilih dalam majelis bagi pelaku jual pembeli

  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Penjual dan pembeli, masing-masing mempunyai hak pilih (untuk mengesahkan transaksi atau membatalkannya) atas pihak lain selama belum berpisah, kecuali jual beli khiyar (kesepakatan memperpanjang masa hak pilih sampai setelah berpisah). (Shahih Muslim No.2821)

9. Tentang kejujuran dan keterus-terangan dalam jual beli

  • Hadis riwayat Hakim bin Hizam ra.:

    Dari Nabi saw. beliau bersabda: Penjual dan pembeli memiliki hak pilih selama belum berpisah. Apabila mereka jujur dan mau menerangkan (keadaan barang), mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka. Dan jika mereka bohong dan menutupi (cacat barang), akan dihapuskan keberkahan jual beli mereka. (Shahih Muslim No.2825)

10. Orang yang ditipu dalam jual beli

  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

    Seorang lelaki melaporkan kepada Rasulullah saw. bahwa ia tertipu dalam jual beli. Maka Rasulullah saw. bersabda: Katakanlah kepada orang yang kamu ajak berjual-beli: Tidak boleh menipu! Sejak itu jika ia bertransaksi jual beli, ia berkata: Tidak boleh menipu!. (Shahih Muslim No.2826)

11. Larangan menjual buah-buahan yang belum tampak jadinya tanpa syarat untuk dipetik

  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. melarang menjual buah-buahan sebelum tampak jadinya. Beliau melarang pihak penjual dan pembeli. (Shahih Muslim No.2827)
  • Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. melarang kami menjual buah-buahan sebelum matang (enak dimakan). (Shahih Muslim No.2831)
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas r.as.., ia berkata:

    Rasulullah saw. melarang menjual pohon kurma sebelum ia memakan sebagian buahnya atau dimakan orang lain dan sebelum ditimbang. Aku bertanya: Apa yang dimaksud dengan ditimbang? Seorang lelaki yang berada di sebelahnya menjawab: Yaitu ditaksir. (Shahih Muslim No.2833)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. bersabda: Janganlah membeli buah-buahan sebelum tampak matangnya. (Shahih Muslim No.2834)

12. Haram menjual kurma basah dengan kurma kering kecuali dalam (jual beli) araya (ariah)

  • Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra.: Bahwa

    Rasulullah saw. memberi keringanan kepada pemilik kurma basah untuk menjualnya dengan cara ditaksir dengan kurma kering. (Shahih Muslim No.2838)
  • Hadis riwayat Sahal bin Abu Hatsmah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. melarang penjualan kurma basah dengan kurma kering, beliau bersabda: Demikian itu adalah riba yang ada dalam muzabanah, hanya saja beliau memberi keringanan dalam penjualan secara Ariah, yaitu satu atas.u dua buah pohon kurma diambil oleh suatu keluarga dengan cara ditaksir dengan kurma kering lalu mereka makan buahnya yang masih setengah matang. (Shahih Muslim No.2842)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. memberi keringanan dalam jual beli Araya dengan cara ditaksir dengan syarat kurang dari lima wasak atau sebanyak lima wasak. (Shahih Muslim No.2845)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. melarang Muzabanah. Muzabanah ialah menjual kurma basah dengan kurma kering dengan takaran (yang sama) dan menjual anggur segar dengan anggur kering (kismis) dengan takaran. (Shahih Muslim No.2846)

13. Menjual pohon kurma yang sedang berbuah

  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Barang siapa menjual pohon kurma yang sudah dikawinkan, maka buahnya untuk penjual, kecuali jika disyaratkan oleh pembeli. (Shahih Muslim No.2851)

14. Tentang penyewaan tanah

  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. melarang penyewaan tanah. (Shahih Muslim No.2861)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:

    Dahulu kami berpendapat bahwa mukhabarah (menggarap tanah milik orang lain dengan syarat upahnya adalah sebagian dari hasilnya) tidak apa-apa. Sampai pada tahun awal, Rafi` menyangka bahwa Nabi saw. telah melarangnya. (Shahih Muslim No.2879)

15. Memberikan tanah

  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seseorang memberikan tanahnya kepada saudaranya adalah lebih baik baginya daripada ia memungut hasil panen tertentu (sebagai imbalan atas penyewaan tanah tadi). (Shahih Muslim No.2892)

16. Pengairan dan transaksi dengan sebagian hasil buah-buahan dan pertanian

  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. mempekerjakan penduduk Khaibar dengan upah separuh hasil panen tanah yang digarap berupa buah atau tanaman. (Shahih Muslim No.2896)

17. Keutamaan bercocok tanam dan bertani

  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang menanam suatu pohon atau bertani dengan suatu macam tanaman kemudian dimakan burung, manusia atau ternak melainkan hal itu akan menjadi sedekah baginya. (Shahih Muslim No.2904)

18. Menghindari hama tanaman

  • Hadis riwayat Anas ra.:

    Bahwa Nabi saw. melarang penjualan buah kurma yang belum masak. Kami bertanya kepada Anas: Apa tanda kemasakannya? Dia menjawab: Memerah atau menguning. Bagaimana pendapatmu jika Allah menggagalkan (panen) buah kurma itu, dengan apa kamu menghalalkan harta saudaramu?. (Shahih Muslim No.2906)

19. Sunah membebaskan utang

  • Hadis riwayat Kaab bin Malik ra.:

    Bahwa ia pernah menagih utang kepada Ibnu Abu Hadrad pada masa Rasulullah saw. di dalam mesjid. Suara mereka berdua keras sekali sehingga didengar Rasulullah saw. yang sedang berada di dalam rumah. Lalu beliau keluar menemui mereka hingga menyingkap tirai kamarnya, lalu memanggil Kaab bin Malik: Hai Kaab! Kaab menjawab: Saya, wahai Rasulullah. Kemudian beliau mengisyaratkan dengan tangannya agar Kaab membebaskan setengah utangnya. Kaab berkata: Sudah aku lakukan, wahai Rasulullah. Beliau bersabda (kepada Ibnu Abu Hadrad): Bangunlah dan bayarlah!. (Shahih Muslim No.2912)

20. Orang yang mendapati barang jualannya pada pihak pembeli yang telah bangkrut, maka ia boleh menarik kembali barangnya

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mendapatkan hartanya masih utuh pada seorang lelaki atau seorang manusia yang telah bangkrut, maka ia lebih berhak atas harta tersebut daripada orang lain. (Shahih Muslim No.2913)

21. Keutamaan menangguhkan tagihan kepada pengutang yang dalam keadaan sulit

  • Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. bersabda: Para malaikat menerima ruh seorang lelaki dari umat sebelum kamu. Mereka bertanya: Apakah kamu pernah melakukan suatu kebaikan? Ia menjawab: Tidak. Mereka bertanya lagi: Cobalah kamu mengingat! Lelaki itu menjawab: Saya dahulu pernah mengutangkan orang-orang, lalu aku menyuruh pembantu-pembantuku untuk menangguhkan tagihan utang kepada orang yang sedang dalam kesulitan (miskin) serta memaafkan orang yang kaya. Rasulullah saw. bersabda: Lalu Allah swt. berfirman: Maafkanlah orang itu!. (Shahih Muslim No.2917)
  • Hadis riwayat Abu Mas`ud ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. pernah bersabda: Seorang lelaki dari umat sebelum kamu menghadapi penghitungan amal perbuatan, lalu tidak didapati satu amal kebajikan pun miliknya, kecuali bahwa ia pernah mengutangkan manusia ketika masa kaya lalu memerintahkan pembantu-pembantunya untuk memaafkan (membebaskan utang) orang yang kesulitan. Rasulullah saw. bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman: Kami lebih berhak berbuat begitu dari ia, maka ampunilah dia!. (Shahih Muslim No.2921)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Dahulu terdapat seorang lelaki yang biasa mengutangkan manusia. Ia berkata kepada pembantunya: Apabila kamu menagih orang yang dalam kesulitan, maka maafkanlah ia, semoga dengan demikian Allah akan mengampuni dosa kita. Kemudian ia menemui Allah, maka Allah mengampuninya. (Shahih Muslim No.2922)

22. Haram menunda pembayaran utang bagi orang kaya, pemindahan utang sah hukumnya serta anjuran menerima bila utangnya dialihkan ke orang kaya

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra. bahwa

    Rasulullah saw. pernah bersabda: Menunda pembayaran utang oleh orang kaya adalah suatu kezaliman, dan bila seorang dari kamu utangnya dialihkan ke orang kaya, maka hendaklah ia menerima. (Shahih Muslim No.2924)

23. Haram menjual air lebih di tanah lapang yang dibutuhkan untuk rerumputan, haram menahan pemanfaatannya serta haram menjual pembuahan hewan pejantan

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aliran air lebih tidak boleh ditahan untuk mencegah pengairan rerumputan. (Shahih Muslim No.2927)

24. Pengharaman harga anjing, upah dukun peramal, bayaran wanita pelacur serta larangan menjual kucing

  • Hadis riwayat Abu Mas`ud Al-Anshari ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. melarang (memakan) harga anjing, bayaran wanita pelacur serta upah dukun peramal. (Shahih Muslim No.2930)

25. Perintah membunuh anjing, penjelasan dihapusnya perintah tersebut, haram memelihara anjing kecuali untuk berburu, menjaga tanaman atau ternak dan sejenisnya

  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. memerintahkan membunuh anjing. (Shahih Muslim No.2934)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa memiliki anjing selain anjing penjaga ternak dan anjing pemburu maka setiap hari pahala amalnya berkurang dua qirath. (Shahih Muslim No.2940)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Barang siapa memiliki anjing yang bukan anjing pemburu, penjaga ternak atau penjaga ladang, maka setiap hari pahalanya berkurang dua qirath. (Shahih Muslim No.2947)
  • Hadis riwayat Sufyan bin Abu Zuhair ra., ia berkata:

    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa memiliki anjing bukan untuk menjaga ladang atau ternak, maka setiap hari pahala amalnya berkurang satu qirath. (Shahih Muslim No.2951)

26. Halal mengambil upah membekam

  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:

    Anas bin Malik ditanya tentang penghasilan seorang pembekam, maka ia menjawab: Rasulullah saw. pernah berbekam, beliau dibekam oleh Abu Thaibah. Lalu beliau memerintahkan agar Abu Thaibah diberi dua sha` makanan dan berbicara kepada keluarganya, lalu mereka mengurangi sebagian dari pajaknya. Kemudian beliau bersabda: Sebaik-baik obat yang kamu gunakan adalah berbekam, atau: Berbekam adalah obat yang paling baik bagimu. (Shahih Muslim No.2952)

27. Pengharaman menjual khamar

  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:

    Ketika turun beberapa ayat terakhir surat Al-Baqarah, Rasulullah saw. keluar lalu membacakannya kepada orang-orang, kemudian beliau mengharamkan perdagangan khamar. (Shahih Muslim No.2958)

28. Pengharaman menjual khamar, bangkai, babi dan berhala

  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:

    Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda pada tahun penaklukan, ketika beliau masih berada di Mekah: Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan penjualan khamar, bangkai, babi dan berhala. Lalu beliau ditanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan lemak bangkai yang digunakan untuk mengecat perahu, meminyaki kulit dan untuk menyalakan lampu? Beliau menjawab: Tidak boleh, ia tetap haram. Kemudian beliau melanjutkan: Semoga Allah membinasakan orang-orang Yahudi. Sesungguhnya Allah swt. ketika mengharamkan lemak bangkai kepada mereka, mereka lalu mencairkannya dan menjualnya serta memakan harganya. (Shahih Muslim No.2960)
  • Hadis riwayat Umar ra.:

    Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Umar ra. mendengar berita bahwa Samurah menjual khamar, maka ia berkata: Semoga Allah membinasakan Samurah. Apakah ia tidak mengetahui bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Allah melaknat orang Yahudi karena telah diharamkan lemak bangkai kepada mereka, kemudian mereka mencairkannya lalu menjualnya. (Shahih Muslim No.2961)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Semoga Allah membinasakan orang Yahudi. Allah telah mengharamkan lemak bangkai atas mereka, kemudian mereka menjualnya lalu memakan harganya. (Shahih Muslim No.2962)

29. Riba

  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama kadarnya dan janganlah melebihkan sebagiannya dengan mengurangi sebagian yang lain. Janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama kadarnya dan janganlah melebihkan sebagiannya dengan mengurangi sebagian yang lain. Dan janganlah menjual sesuatu yang berjangka dengan yang kontan. (Shahih Muslim No.2964)

30. Penukaran mata-uang dan jual beli emas dengan perak secara tunai

  • Hadis riwayat Umar bin Khathab ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Penukaran perak dengan emas itu riba kecuali dengan serah-terima secara langsung. Dan penukaran gandum dengan gandum itu riba kecuali dengan serah-terima secara langsung. Dan penukaran kurma dengan kurma itu riba kecuali dengan serah-terima secara langsung. (Shahih Muslim No.2968)

31. Larangan menjual perak dengan emas dalam bentuk utang

  • Hadis riwayat Barra` bin Azib ra.:

    Dari Abul Minhal ia berkata: Seorang kawan berserikatku menjual perak dengan cara kredit sampai musim haji lalu ia datang menemuiku dan memberitahukan hal itu. Aku berkata: Itu adalah perkara yang tidak baik. Ia berkata: Tetapi aku telah menjualnya di pasar dan tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Maka aku (Abul Minhal) mendatangi Barra` bin `Azib dan menanyakan hal itu. Ia berkata: Nabi saw. tiba di Madinah sementara kami biasa melakukan jual beli seperti itu, lalu beliau bersabda: Selama dengan serah-terima secara langsung, maka tidak apa-apa. Adapun yang dengan cara kredit maka termasuk riba. Temuilah Zaid bin Arqam, karena ia memiliki barang dagangan yang lebih banyak dariku. Aku lalu menemuinya dan menanyakan hal itu. Ia menjawab seperti jawaban Barra`. (Shahih Muslim No.2975)
  • Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. melarang penukaran perak dengan perak, emas dengan emas, kecuali yang sama kadarnya. Dan beliau juga menyuruh kita membeli perak dengan emas dengan cara apa pun yang kita kehendaki, membeli emas dengan perak dengan cara apa pun yang kita kehendaki. Seorang lelaki bertanya kepadanya: Yaitu dengan serah-terima secara langsung? Abu Bakrah menjawab: Demikianlah yang aku dengar. (Shahih Muslim No.2977)

32. Jual-beli (penukaran) makanan harus dengan yang sama kadarnya

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. mengutus saudara Bani Adi Al-Anshari sebagai wakil beliau di Khaibar. Kemudian ia datang membawa kurma janib (kurma bermutu baik). Rasulullah saw. bertanya kepadanya: Apakah semua kurma Khaibar seperti ini? Dia menjawab: Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah, kami membeli satu sha` kurma ini dengan dua sha` kurma jelek. Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu berbuat demikian. Tetapi tukarlah dengan yang sejenis, atau juallah ini (kurma yang jelek) lalu belilah kurma yang baik dengan uang penjualannya dan demikian juga dengan timbangan. (Shahih Muslim No.2983)
  • Hadis riwayat Abu Said ra., ia berkata:

    Bilal datang membawa kurma Barni (sejenis kurma berkwalitas baik) lalu Rasulullah saw. bertanya: Dari mana kamu memperoleh kurma ini? Bilal menjawab: Kami mempunyai kurma jelek lalu aku menjual sebanyak dua sha` dengan satu sha` (kurma yang baik) untuk santapan Nabi saw. Mendengar itu Rasulullah saw. bersabda: Itulah riba, janganlah berbuat seperti itu! Tetapi jika kamu ingin membeli kurma yang baik, juallah kurmamu dengan harga tertentu lalu belilah kurma yang baik dengan harga itu. (Shahih Muslim No.2985)
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:

    Dari Abu Nadhrah ia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Abbas ra. tentang tukar-menukar emas dengan emas atau emas dengan perak atau perak dengan emas, maka ia balik bertanya: Apakah dengan serah-terima secara langsung? Aku menjawab: Ya. Kemudian ia berkata: Tidak apa-apa. Maka aku memberitahu Abu Said, aku berkata: Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas ra. tentang tukar menukar emas dengan emas atau emas dengan perak atau perak dengan emas, ia balik bertanya: Apakah dengan serah-terima secara langsung? Aku menjawab: Ya. Ia berkata: Kalau begitu, tidak apa-apa. Dia (Abu Said) berkata: Benarkah ia berkata demikian? Aku akan menulis surat kepadanya agar ia tidak lagi memberikan fatwa begitu kepadamu. Ia melanjutkan: Demi Allah, beberapa orang pemuda pernah datang kepada Rasulullah saw. membawa sejenis kurma yang beliau tidak kenal lalu beliau bersabda: Sepertinya kurma ini bukan berasal dari tanah kita. Pemuda tadi berkata: Dalam kurma hasil tanah kita atau kurma kita tahun ini terdapat sedikit kerusakan, lalu aku menukarkan kurma yang baik ini dengan menambahkan takaran (kurma jelek). Beliau bersabda: Kamu telah melebihkan, berarti kamu telah melakukan riba. Jangan sekali-kali kamu lakukan itu, apabila kurmamu tidak baik, maka juallah, kemudian uangnya kamu belikan kurma yang lebih baik sesuai dengan seleramu. (Shahih Muslim No.2988)
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:

    Dinar ditukar dengan dinar, dirham dengan dirham harus sama nilainya. Barang siapa menambah atau meminta tambahan berarti ia telah melakukan riba. Maka aku berkata kepadanya: Sesungguhnya Ibnu Abbas ra. tidak mengatakan demikian. Ia berkata: Aku telah menemui Ibnu Abbas ra. lalu aku bertanya kepadanya: Apa pendapatmu mengenai apa yang kamu katakan, apakah itu sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah saw. atau kamu temukan dari Kitab Allah? Maka ia berkata: Aku tidak mendengarnya dari Rasulullah dan tidak mendapatkannya dari Kitab Allah, tetapi Usamah bin Zaid berkata kepadaku bahwa Nabi saw. pernah bersabda: Riba itu terdapat dalam penundaan pembayaran. (Shahih Muslim No.2990)
  • Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra.:

    Bahwa Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya riba itu hanya terdapat pada penundaan pembayaran. (Shahih Muslim No.2991)

33. Mengambil yang halal dan meninggalkan yang syubhat

  • Hadis riwayat Nu`man bin Basyir ra., ia berkata:

    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda (Nu`man menggerakkan jari-jemari ke telinganya): Sesungguhnya perkara yang halal itu telah jelas dan perkara yang haram itu pun telah jelas dan di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (tidak jelas hukumnya) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Oleh karena itu, barang siapa menghindari perkara syubhat, ia telah membebaskan agama dan kehormatannya. Dan orang yang terjerumus ke dalam syubhat, berarti telah terjerumus ke dalam perkara haram, seperti penggembala yang menggembalakan di sekitar tempat terlarang, maka kemungkinan besar gembalaannya akan masuk ke tempat terlarang itu. Ketahuilah! Sesungguhnya setiap penguasa itu memiliki daerah terlarang. Ketahuilah! Sesungguhnya daerah terlarang milik Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam tubuh itu terdapat segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik pula seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuh, ketahuilah itu adalah hati. (Shahih Muslim No.2996)

34. Orang yang berutang sesuatu lalu melunasi dengan yang lebih baik, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam melunasi utang

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

    Seorang lelaki mempunyai piutang pada Rasulullah saw., lalu ia menagih beliau dengan cara kasar sehingga para sahabat Nabi saw. ingin membalasnya. Maka bersabdalah Nabi saw.: Sesungguhnya pemilik piutang itu berhak mengatakan apa saja. Belilah seekor unta lalu berikanlah kepadanya! Mereka berkata: Kami tidak mendapatkan kecuali unta yang lebih baik dari untanya. Beliau bersabda: Belilah dan berikanlah kepadanya! Karena sesungguhnya termasuk orang yang terbaik di antara kamu atau orang yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik dalam melunasi utangnya. (Shahih Muslim No.3003)

35. Boleh bergadai, baik ketika bermukim maupun dalam perjalanan

  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan cara menangguhkan pembayarannya lalu beliau menyerahkan baju besi beliau sebagai jaminan. (Shahih Muslim No.3007)

36. Jual-beli salam (pemesanan)

  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:

    Nabi saw. tiba di Madinah sedang penduduknya biasa melakukan pemesanan buah-buahan dengan harga kontan selama satu sampai dua tahun. Maka beliau bersabda: Barang siapa yang membeli kurma dengan cara memesan, hendaklah ia memesan dalam takaran yang diketahui atau timbangan yang diketahui serta batas waktu yang diketahui pula. (Shahih Muslim No.3010)

37. Larangan bersumpah dalam jual beli

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sumpah itu penyebab lakunya barang dagangan, tetapi menghapus keberkahan laba. (Shahih Muslim No.3014)

38. Syuf`ah

  • Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:

    Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang berserikat dengan orang lain dalam memiliki rumah atau pohon kurma, maka ia tidak boleh menjualnya sebelum memberitahukan kawan serikatnya, apabila ia rela, maka ia boleh mengambil (harganya) dan jika tidak suka, maka ia harus meninggalkan (tidak menjual). (Shahih Muslim No.3016)

39. Menancapkan kayu di dinding tetangga

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kamu melarang tetangganya menancapkan kayu di dindingnya. (Shahih Muslim No.3019)

40. Pengharaman berbuat zalim, merampas tanah dan lainnya

  • Hadis riwayat Said bin Zaid bin Amru bin Nufail ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mengambil sejengkal tanah dengan zalim, maka Allah akan mengalungkannya di hari kiamat setebal tujuh lapis bumi. (Shahih Muslim No.3020)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa berbuat zalim dengan mengambil tanah seluas sejengkal, maka akan dikalungkan di lehernya setebal tujuh lapis bumi. (Shahih Muslim No.3025)

41. Ukuran luas jalan bila diperselisihkan orang

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

    Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila kalian berselisih luas jalan, maka lebarnya ditetapkan tujuh hasta. (Shahih Muslim No.3026)

Dinar Dirham dan Inflasi. Hubung Kait Kepimpinan dan Sistem Kemasyarakatan

Pada hari ini,umum manusia menilai kemajuan atau ketinggalannya sesuatu negara itu adalah berdasarkan dua aspek :

1 – banyak atau sedikitnya sumber kekayaan

2 – tahap kecanggihan alat-alat pengeluaran

Akan tetapi, kedua-udanya bergantung pad akonsep pemikiran yang mengoalahkan cara-cara memperoleh kekayaan dan membelanjakannya sekali. Apabila konsep ini berdiri di atas aturan syariat Tuhan , maka kehidupan ekonomi akan maju dan kemakmuran melata.

Konsep pertama (cara memperoleh kekayaan) mengarakan cara-cara memperoleh kekayaan serta membelanjakannya pada sektor-sektor umum dan peranan orang yang bertugas pada sektor ekonomi adalah sebagai pengumpul sekaligus pengedar.

Adapun, apabila konsep ini bertentangan dengan cara-cara aturan Tuhan, maka kehidupan ekonomi akan menjadi sebaliknya dan krisis melanda dimana-mana.

Kosep kedua mengarahkan cara-cara memperoleh kekayaan dan membelanjakannya pada sektor-sektor kemaslahatan individu, peranan orang-orang yang bertugas pada sektor ekonomi adalah sebagai perampas dan penimbun.

Mereka merampas apa sahaja yang dimiliki orang dengan cara yang curang

1 – menaikkan harga barang

2 – menaikkan cukai-cukai , pajak, ufti yang sebelumnya tidak pernah dikenali namanya.

Kemudian mereka menimbunkan harta buat diri sendiri lalu membelanjakannya untuk memenuhi keinginan nafsunya.

Oleh kerana itu, Allah melalui ucapannya di dalam Alquran secara terperinci mengarahkan manusia supaya memerhatikan cara-cara memperoleh kekayaan yang halal dan membelanjakannya pada perkara-perkara yang halal juga, serta menunanikan perintah Allah yang harus ditunaikan.

Sungguh, mencampur adukkan antara kedua-dua konsep yang disebut merupakan sumber kekacauan dan kepincangan yang terjadi dalam masyarakat Islam pada masa-masa kemundurannya, keadaan ini mewarnai kehidupan ekonomi masyarakat Islam pada masa sebelum dan sesudah serangan tentera Salib.

Pada masa tersebut, cara-cara memperoleh kekayaan sangat bertentangan dengan kaedah-kaedah agama.

Negara mengenakan berbagai-bagai cukai dan ufti hingga orang-orang yang hendak pergi haji sekalipun diwajibkan membayar cukai yang sangat tinggi keapda negeri yang dilaluinya, sebagimana yang telah dilakukan oleh pemerintahan Fatimiyah terhadap calon haji Morokko yang melalui Mesir, dan barangsiapa yang tidak mampu membayarnya akan ditahan hingga selalu ada yang terlambah wuquf di Arafah. *1

Di tengah-tegah berlangsungnya amalan kotor dan jijik ini, para petugas pentadbiran kerjaaan berlumba-lumba memperkayakan diri.

Inilah yang disebut oleh Ibn khilkan tentang kekayaan yang dimiliki oleh Perdana Menteri Fatimiyah , Badrul Jamali , telah meninggal dunia pada tahun 515 H, berkata :

Dia meninggalkan 600 juta dinar, 250 irdab (kira-kira 14900 kg), 75 000 baju sutera, 30 pelana unta diperbuat dari emas, bejana dari emas yang di dalamnya terdapat mutiara seharga 12 000 dinar, 100 paku emas yang berat masing-masing paku 100 misqal (1 misqal = 1.5 dirham = 4.6 gram) terletak di sepuluh tempat duduk dan setiap tempat duduk terdapat sepuluh paku, di atas setiap paku terdapat sehelai sapu tangan yang disulam emas, 500 peti baj, dan dia juga meninggalkan kuda, budak-budak, baghal, kenderaan, minyak wangi, perhiasan dan make up dengan jumlah yang sangat besar, lembu, kerbau,dan domba banyak sekali sehingga manusia malu menyebutnya, yang air susunya pada tahun meninggalnya itu senilai 30 000 dinar. Dan di antara peninggalannya pula 2 peti besar, di dalamnya paku-paku emas banyak sekali dengan bergambarkan perempuan. *2

Para pedagang juga acap kali menaikkan harga, khususnya ketika kemelesetan, seperti yang terjadi pada tahun 428H , diriwayatkan secara ringkas oleh Ibn Taghri Bardi :

...dan seorang lelaki menjual rumahnya di Kairo yang sebelumnya ia membeli seharga 900 dinar (harga rumah 900 dinar) , dengan harga 20 ritl tepung (1 ritl = 8 auns) , sedangkan sebutir telur berharga 1 dinar dan 1 irdab gandum ( 1 irdab = 576 auns = 17.913kg) berharga 100 dinar, kemudian setelah itu gandum itu tidak ada sama sekali.

...pada tahun 449 H, harga sebiji delima mencapai 1 dinar, begitu juga timun dan bunga teratai. (harga sbeiji timun = 1 dinar).

..Pada tahu 511 H, harga makanan naik sangat tinggi dan bhaan makanan utama habis, sehingga harga satu takar tepung gandum mencapai 300 dinar. *3

Adapun kekayaan hanya berputar pada orang-orang kaya semata-mata.

Mereka dikelilingi harta dan befoya-foya sehingga pada batas yang sukar digambarkan. Contoh-contoh boleh kita dapati dari kisah yang diriwayatkn oleh ibn Katsir.

Ibn Katsir meriwayatkan satu kisah dari kehidupan Abu Nashr bin Marwan kurdi, gabenor (menteri besar) negeri Bakr dan Mayarifin, meninggal tahun 453H berkata,

...Dia memiliki 500 gundik ditambah budak-budak perempuan melayani mereka, 500 pelayan lelaki dan banyak sekali penyanyi wanita, setiap penyanyi dia beli dengan harga 5000 dinar atau lebih. Di tempat peristirehatannya terhadap pelbagai alat muzik dan bejana-bejana emas sehingga 200 000 dinar. *4

Kemudian Ibn katsir meriwayatkan lagi tentang sebuah kisah bagaimana pernikahan seorang puteri Sultan Maliksyah pada tahun 480 H ,

.. Pada bulan Muharram di tahun itu juga, perlengkapan puteri Sultan Maliksyah dibawa ke istana khalifah dengan iringan 130 unta berhiaskan kain sutera buatan romawi yang membawa berbagai bejana dari emas dan perak, 34 baghal berhiaskan kain sutera, kalung dan loceng baghal-bagahl itu diperbuat dari emas dan perak, di antaranya 6 ekor baghal membawa 12 peti dari perak yang di dalamnya terdapat bermacam perhiasan dari intan dan permata, Di depan iringan baghal-bagha; terdapat 33 kuda yang menarik kereta emas yang berhiaskan kain sutera, di atasnya terdapat beberapa pedang berlapiskan emas dan bertatahkan mutiara. *5

Pada tahun 516 H, ketika perdana menteri Sultan mahmud Saljuqi yang bernama Abu Thalib Sumairi terbunuh, telah keluar isterinya diiringi oleh 100 dayang yang menunggang kereta-kereta berlapiskankan emas, maka ketika khabar pembunuhannya sampai kepadanya, mereka semua kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan setelah baru sahaja bersenang-senang.

pada tahun 517 H, permaisuri khalifah Murtasyid Billah mengadakan perayaan khatan anaknya. Maka kota Baghdad dihias, di puntu kosa masuk kota Nawa didirikan kubah yang dihiasi dengan kain sutera dan mutiara yang sangat menakjubakn, dan pada pintu masuk kota Sayyid Alwi dihiasi dengan beragai-bagai perhiasan yang sangat indah. *6

Dua peristiwa ini, pemerintah yang bermewah-mewah serta golongan bangsawan yang berlebihan ini melahirkan satu generasi kepimpinan yang tidak memerhatikan masalah umum.

Dalam hal ini, Ibn Jauzi dan Ibn Katsir telah menulis beberapa contohh kehidupan para syeikh mazhab ketika memangku jabatan kehakiman dan wakaf, mereka turut bersubahat , mengumpulkan beberapa gundik, membeli alat-alat muzik, dan alas tempat tidur dari sutera.

Mereka sama sekali tidak memerhatikan masalah umum, salira/ tali air yang tidak diuruskan dan pertanian yang dibiarkan, sehingga seringkali terjadi banjir, yang mengakibatkan rosaknya berbagai-bagai kemudahan umum.

Begitu juga jalan-jalan umum dan keamanan, sama sekali tidak mendapat perhatian, sehingga para pencuri selalu mengambil kesempatan merampas pasar-pasar dan rumah-rumah.

Ditambah pula orang-orang badui Arab seringkali menyerbu perkampungan dan merampas semua kekayaan, di samping merompak romboingan haji dan pedang.

Akibat semua ini, kaum Muslimin dari kalangan rakyat jelata seringkali menderita kelaparan. Terdapat ramai ornag yang tinggal di tepi sungai dan saliran, dimana mereka dapat memungut dedaunan hijau yang jatuh.

Kelaparan dan wabak penyakit melanda di mana-mana. Sehingga disebabkan kelaparan yang lama menimpa keluarga, dan mereka tidak mendapatkan cara lain untuk mengatasi kepedihan lapar itu, mereka terpaksa memakan salah seorang teman atau anaknya sendiri, atau anggota keluarga yang meninggal.

Riwayat seperti ini tidak hanya disampaikan oleh satu orang, semua ahli sejarah yang hdiup pada masa itu meriwayatkannya, seperti Ibn Jauzi, Ibn Katsir , Ibn Taghri bardi dan lain-lain.

Ibn Taghri Bardi menceritakan kelaparan yang melanda tahun 428 H. (rujuk harga makanan 1 biji telur = 1 dinar di atas)

Banyak sekali orang-orang yang meninggalkan negeri mesir kerana wabak penyakit dan kelaparan melanda di mana-mana, di tambah pula harga makanan sangat mahal, suatu musibah yang belum pernah terjadi di dunia. Banyak sekali rakyat mesir meninggal dunia, sebahaginnya memakan sebahagian yang lain. Mereka menyembelih banyak sekali anak-anak kecil dan perempuan lalu dimasak dan dimakan atau dijual. Segala macam haiwan dimakan tanpa terkecuali, seekor anjing dijual dengan harga 5 dinar sedang kucing 3 dinar.

Pernah berlaku, orang-orang Sudan masuk ke perkampungan lalu menculik para wanita, diambil dagingnya lalu dimakannya. Ada seorang wanita dari kampung Qanadil, mesir, berjaya menyelamatkan diri, dia adalah wanita yang gemuk. Wanita itu ditangguhkan penyembelihannya, kerana mereka ingin memakan yang kurus terlebih dahulu. Di saat mereka duduk berkerumun, sedang asyik makan daging-daging manusia, wanita tersebut berjaya melarikan diri dari rumah itu dan berteriak meminta pertolongan. Penuasa daerah datang dan menyerbu rumah penyembelihan itu. Dalam rumah tersebut didapati banyak sekali mayat. Dan orang-orang sudah itu akhirnya dibunuh. *8

Pada tahun 440 H, wabak penyakit melanda daerah Maushil, al-Jazair dan iraq yang menelan korban sebanyak 300 00 orang. Solat mayat dilaksanakan secara besar-besaran. Iaitu sekali solat untuk 400 orang. *9

Antara tahun 448H hingga 449 H , wabak penyakit dan kemelaratan telah melanda banyak negeri seperti Mesir, Iraq, Syam, dan negeri-negeri lain, sehigga tidak sedikit penduduknya yang memakan haiwan dan menggali kubur manusia. Orang-orang kaya pula membeli buah delima dan bunga teratai dengan harga satu dinar. *10

ada tahu 470H , wabak penyakit melanda di daerah-daerah subur Iraq dan negeri Syam. *11

Tahun 511H pla, harga makanan melambung tnggi, bahan makanan utama susah didapati, sehingga satu takar gandum mencapai 300 dinar dan akhirnya bahan makanan tersebut tidak langsung ada di pasar. Pada masa itu, banyak orang yang meninggal dunia kerana kelaparan dan tidak sedikit dari mereka memakan anjing dan kucing.

Kemiskinan melanda di mana-mana, berbagai-bagai musibah dan penyakit datang dair tahun ke tahun, semuanya itu menjadi ciri-ciri khas bagi kehidupan masyarakat Islam pada masa-masa tersebut dan merupakan salah satu faktor utama ketidakuatmaan kita mengahdapi segala masalah dan bahaya musuh dari luar.

Pengajaran :

1 – Bukan bermaksud apabila penggunaan dinar dirham sudah meluas, sistem masyarakat dibiarkan begitu sahaja, kepimpinan dibiarkan bermaharaja lela bermewah-mewah, golongan bangsawan menyimpan emas dan perak dalam bentuk selain dinar dirham.

2 – Harga barang di dalam sistem dinar dirham tertakluk pada sumber barangan, jika permintaan tinggi, barang tiada, harga naik, barang melimpah, barangan akan stabil walau 1000 tahun berlalu.

3- Bagi menjamin sistem dinar dirham berjaya, bukan semata aspek memberi kefahaman terhadap nilai emas dan perak, bahkan aspek memberi faham tentang kepimpinan, kejujuran dan aspek-aspek ruhiyah hubungan manusia dan Tuhan, hubungan manusia sesama manusia, hubungan manusia dan alam diberikan penekanan sewajarnya.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan [ayat-ayat Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-a'raf - 96)

------ ----- --------- ------ - ----- - – - – - - – - - - - - - -

Sumber :

1 – Ibn Katsir , albidayh wanNihayah , Juz 12 hlmn 299

2 - Ibn Khilkan , wafayatul a'yan, juz 2 hlmn 160-163 dan ibn Qadli syuhbah, alkawakibud Durriya hlmn 88-89

3 - Ibn taghri Badri , Annujumuz Zahirah Juz 5 , hlm 17

4 – Ibn Katsir , Al-Bidayah juz 12 hlm 87

5 – Ibid , hlm 132

6 – Ibn Qadli Syuhbah , alkawakibud durriyah , hlm 88-90

7 – Majid Arsan Bardi , Annujumuz Zahirah I akhbari misra wal qahirah , juz 5 , hlm 213

9 – ibid hlm 44

10 – ibid hlm 15-17

11 – Obn Katsir , albidayah wan nihayah , juz 12, hlm 117

12 – Ibn taghri Bardi, Annujumuz Sahirah , juz 5 , hlm 213

Dikeluarkan dari kitab karangan Dr. Majid Irsan Kaylani ''Kebangkitan Generasi Salahuddin dan kembalinya Al-aqsa ke pangkuan Islam)

http://umaralfateh.wordpress.com/2011/01/19/dinar-dirham-dan-inflasi-hubung-kait-kepimpinan-dan-sistem-kemasyarakatan/